Selasa, 30 April 2013

Radio di Indonesia Serempak Siarkan Lagu Baru Ungu

UNGU (foto: Trinity Optima Production)






Sebanyak 234 radio di Indonesia, tepat pada tanggal 1 Mei ini, secara serempak menyiarkan untuk pertama kalinya lagu terbaru dari grup band Ungu yang berjudul Bila Tiba. Lagu ini merupakan lagu tema (original theme song) dari film Sang Kiai.

Radio Promotion PT. Trinity Optima Production, Ipam, mengatakan penyiaran perdana lagu Bila Tiba dari Ungu pada hari ini, dilakukan secara serentak pada waktu yang sama. Radio-radio yang terlibat dalam program ini akan menyiarkan tepat pukul 18.30 Waktu Indonesia Barat (WIB), 19.30 Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan 20.30 Waktu Indonesia Timur (WIT).

Menurut press release PT. Trinity Optima Production yang diterima Radio DMWS, Bila Tiba adalah sebuah lagu religi hasil ciptaan vokalis band Ungu, Sigit Purnomo Said.  Penyanyi yang lebih dikenal dengan panggilan Pasha Ungu ini mengatakan, ada perbedaan lagu Bila Tiba, jika dibandingkan lagu-lagu religi Ungu lainnya. Hal ini terletak pada susunan liriknya yang sedikit lebih puitis dan lebih dalam. Ini dibuat untuk menyesuaikan dengan karakter film Sang Kiai. 

Pasha menambahkan, untuk proses pembuatan lagu Bila Tiba terhitung cepat, yaitu sekitar satu jam. Inspirasi dalam menciptakan lagu Bila Tiba hadir setelah Pasha melihat film Sang Kiai. Musik lagu Bila Tiba ini masuk jenis ballad dan didominasi oleh dentingan piano dan cello, membuat semakin menghanyutkan.

Ungu dipercayakan untuk menggarap lagu tema film Sang Kiai adalah atas permintaan dari sutradaranya, Rako Prijanto. Hal ini karena grup band yang terdiri dari Pasha, Makki, Enda, Onci dan Rowman dinilai sebagai band yang telah sukses dengan beberapa album religinya.

Lagu Bila Tiba bercerita tentang manusia yang hendak dijemput ajalnya. Lagu ini mencoba menjelaskan bahwa sehebat-hebatnya manusia dan bagaimanapun kuatnya ia berjuang, namun tujuan akhir kematian adalah mutlak. Intinya, semua manusia sudah pasti akan mati namun kematian yang seperti apakah yang akan kita hadapi dan apa yang kita tinggalkan di dunia itu yang paling penting.

Sementara film Sang Kiai bercerita tentang kisah hidup KH Hasyim Asy'ari dan orang-orang terdekatnya, dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan dengan Resolusi Jihad, yang menyulut perjuangan laskar santri dalam perang 10 November di Surabaya.

Bagi anda di Kota Kupang dan sekitarnya, bisa mendengarkan untuk pertama kalinya lagu Bila Tiba dari Ungu, melalui Radio DMWS FM 103,5 MHz tepat pada pukul 19.30 WITA. (Zacky W Fagih) 

Senin, 22 April 2013

Remaja Indonesia Rentan Tuli

ilustrasi foto zacky

Alat pemutar musik digital dari gadget seperti iPod, telepon genggam, dan tablet yang sangat populer saat ini serta kebiasaan remaja mendengarkan musik sepanjang hari dengan suara keras melalui earphone  atau headphone (alat pendengar yang ditempatkan di telinga), menjadi salah satu penyebab remaja rentan mengalami ketulian. Demikian dikatakan Ketua Komite Nasional (Komnas) Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian (PGPKT), Damayanti Soetjipto, dalam perbincangan dengan Radio DMWS Kupang pada program Special Talkshow.

Damayanti mengungkapkan, menurut sebuah penelitian di Amerika, 5,2 juta (12%) anak Amerika usai enam sampai 19 tahun menderita gangguan pendengaran, dan mereka ini disebut iPod Generation. “Melihat kondisi dan perkembangan teknologi saat ini, dan jika kita tidak mengantisipasi dari sekarang, bukan tidak mungkin anak-anak Indonesia akan mengalami hal yang sama, yaitu gangguan pendengaran dan ketulian dini,”katanya.

Ditambahkan Damayanti, tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, mal, bioskop, dan tempat hiburan juga berpotensi menimbulkan bising telinga. Batas mendengarkan suara yang aman adalah tidak lebih dari 80 dB. “Jika anak-anak kita pendengarannya selalu diterpa suara bising di atas batas tersebut, maka dalam waktu lima tahun ke depan, kita akan memiliki generasi ‘Hah?’ dan ‘Apa?’,” jelasnya.

Damayanti menjelaskan, ketulian adalah kecacatan yang tidak kelihatan dan orang yang menderitanya terlihat normal-normasl saja, sehingga banyak pihak kurang begitu perhatian dengan gangguan ini. Padahal sebenarnya dampak dari ketulian ini sangat besar bagi perkembangan penderitanya. “Bayangkan anak sekolah atau remaja yang sedang dalam masa menyerap ilmu pengetahuan, mereka tuli, bagaimana mereka bisa belajar dengan baik, jika susah mendengarkan gurunya.  Anak jadi sulit belajar, komunikasi terganggung, kurang cerdas, tidak naik kelas, dan sulit mencapai tingkat pendidikan tinggi. Hal-hal ini menyebabkan masa depan mereka menjadi suram,” tambahnya.

Sementara Ketua Telinga Hati (lembaga yang perhatian terhadap kampanye mengurangi kebisingan), Atieq SS Listyowati, mengatakan gangguan pendengaran dan ketulian bagi remaja selain dari mendengarkan musik yang keras adalah kebisingan yang terjadi pada lingkungan sekolah, terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Politeknik jurusan mesin.

Telinga Hati dan Komnas PGPKT pernah melalukan pengukuran di bengkel mesin sebuah Politeknik, hasilnya adalah tingkat kebisingan mesin yang digunakan untuk praktek berada di atas 100 dB (deciBel). Sedangkan para siswa yang melaukan praktek tidak menggunakan pelindung telinga (earmuff). “Setiap kali mereka praktek bisa mencapai delapan jam. Padahal manusia hanya bisa mendengarkan suara bising seperti itu selama 15 menit saja. Jadi kalo sudah lebih dari itu dan terjadi terus menerus, maka bisa dipastikan organ pendengaran dalam telinga mereka akan rusak,” kata Atieq. (zacky w fagih)

Senin, 01 April 2013

Menanti Sang Mentari Terbenam di Pantai Nunsui

foto-foto: farida m arif
Pantai Nunsui memang belum terkenal di Kota Kupang. Namun saat ini sudah mulai menjadi pilihan masyarakat untuk berkunjung. Dengan keunikan hamparan bebatuan di bibir pantai dan balutan pohon lontar, membuat pantai ini menjanjikan kedamaian. 

Terletak di Timur Kota Kupang, pantai ini membentang di Kelurahan Oesapa Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Tidaklah sulit mencari lokasi Pantai Nunsui. Dari pusat Kota Kupang kita hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Namun bila masih bingung, jangan malu untuk bertanya. Tanya saja dimana lokasi Pasar Oesapa. Ini karena Pantai Nunsui berada dekat  pasar tersebut. Jika kita sudah sampai di pasar, maka bertanya lagi ke warga disana, dan dengan mudah mereka akan menunjukkan arah ke Pantai Nunsui.

Untuk mencapai areal pantai sangat mudah tersedia jalanan yang bagus. Sejak tahun 2012 lalu, Pemerintah Kota Kupang telah membuat jalan aspal hotmix. Memasuki lokasi pantai, balutan pohon lontar yang cukup banyak tumbuh dengan nyiur melambai disisi kanan jalan, seakan menyambut setiap pengunjung. Di sebelah kiri terlihat hamparan lautan dengan pantai seluas mata memandang

Hampir sepanjang jalan di area ini tertata rapi, karena disisi jalan diperindah dengan menggunakan paving block. Ini juga memudahkan kendaraan pengunjung untuk diparkir. Selain itu juga dibangun tempat duduk dengan atap berbentuk seperti payung dari semen, membuat kita betah berlama-lama menikmati panorama Nunsui.

Suara daun lontar yang khas saat ditiup angin dipadu suara deru ombak membuat harmoni alam yang indah dan damai. Hamparan pantai dengan bebatuan kecil menarik kita untuk menginjakkan kaki disana.

Saat sore hari adalah waktu yang tepat ke Pantai Nunsui. Saat itu laut sedang surut, mengundang kita untuk menjelajahi pantai dengan leluasa. Beberapa perahu nelayan membuat nuansa yang berbeda di lokasi ini. Pantai ini tidak memiliki pasir putih, namun struktur pantainya unik karena memiliki hamparan batu yang tidak beraturan.

Pada sisi yang lain, sekelompok anak muda menikmati sore di pantai dengan bermain sepak bola. Beberapa anak-anak terlihat bersenda gurau sambil menyusuri laut yang sedang surut. Canda dan tawa juga terlihat dari pengunjung lain sambil menanti saatnya matahari terbenam. Ada juga yang memanfaatkan jalan di area ini untuk berolahraga jalan kaki. Semuanya terlihat sangat  menikmati suasana sore di Pantai Nunsui. 

Dengan balutan pohon lontar, pemandangan laut nan indah, hembusan angin laut, dan canda tawa pengunjung, membuat kita akan merasa damai saat mampir untuk menikmati pesona alam di Pantai Nunsui. (farida m arif)

Rabu, 27 Maret 2013

Esthon-Paul Bertemu Frenly Diputaran Kedua Pilgub NTT

foto: zacky
Suasana di ruas jalan depan Kantor KPU NTT saat rapat pleno. (foto-foto: zacky) 

Paket pasangan Esthon L Foenay-Paul E Tallo (Esthon-Paul) akan bersaing dengan pasangan Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni (Frenly) pada putaran kedua Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT). Pilgub NTT periode 2013-2018 dipastikan berlangsung dua putaran setelah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi NTT dalam Rapat Pleno Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Penetapan Pasangan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur NTT tahun 2013, pada Rabu (27/3) malam, di Kantor KPU NTT di Kupang.

Rapat Pleno yang dipimpin Ketua KPU NTT, Johanes Depa, menetapkan Pilgub NTT berlangsung dua putaran karena tidak ada pasangan calon yang memperoleh suara sampai 30%. Dari total suara sah 2.270.094, pasangan Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni (Frenly) meraih 681.273 suara atau 29,80%. Sedangkan urutan kedua adalah pasangan Esthon L Foenay-Paul E Tallo (Esthon-Paul) mendapatkan 515.836 suara atau 22,56%.

Untuk urutan ketiga diperoleh pasangan Ibrahim Agustinus Medah-Melkiades Laka Lena (Tunas) dengan 514.173 suara atau 22,49%, posisi empat didapat pasangan independen Christian Rotok-Abraham Paul Liyanto (Cristal) yang meraup 332.569 suara atau 14,55%. Pasangan Benny Kabur Harman-Willem Nope (BKH-Nope) berada pada posisi terakhir dengan 242.610 suara atau 10,61%.

John Depa mengatakan, sesuai dengan agenda KPU NTT, putaran kedua Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur NTT akan dilaksanakan pada 15 Mei 2013.

Pertemuan Frans Lebu Raya dengan Esthon Foenay pada putaran kedua Pilgub NTT ini cukup menarik, karena keduanya adalah pasangan yang saat ini sedang memimpin NTT. Frans Lebu Raya menjabat Gubernur dan Esthon Foenay sebagai Wakil Gubernur.

Pada putaran pertama yang lalu, Frans Lebu Raya yang berpasangan dengan Benny Litelnoni diusung oleh koalisi lima partai, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partaik Keadilan Sejahtera, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan. Sementara pasangan Esthon-Paul didukung Partai Gerakan Indonesia Raya dan Partai Damai Sejahtera.


Proses rapat pleno yang berlangsung sejak pagi mendapat perhatian langsung dari masyarakat Kota Kupang. Mereka mengikuti dari di depan Kantor KPU NTT. Pihak kepolisian yang mengawal ketat jalannya rapat pleno menutup ruas jalan tersebut agar warga dapat lebih leluasa mengikuti rekapitulasi penghitungan suara. Secara keseluruhan, jalannya rapat pleno ini berlangsung dengan aman dan lancar. (zacky)

Selasa, 26 Maret 2013

Besok Hasil Pilgub NTT ditetapkan

                                                                                               ilustrasi

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (27/3) besok, akan menggelar Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Hasil Penghitungan Perolehan Suara dan Penetapan Pasangan Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur NTT tahun 2013.

Menurut surat dari KPU NTT yang diterima Radio DMWS, Rapat Pleno Terbuka tersebut akan dimulai jam 9 pagi di Kantor KPU NTT. Agenda dalam Repat Pleno itu, diantaranya adalah penyerahan berita acara dan sertifikat rekapitulasi penghitungan perolehan suara dari KPU Kabupaten/Kota di NTT kepada KPU Provinsi NTT. Selain itu juga pleno penetapan pasangan calon terpilih Gubernur dan Wakil Gubernur NTT periode 2013-2018.

Hampir sepekan yang lalu masyarakat NTT memilih satu dari lima pasangan calon pemimpinnya untuk masa bakti lima tahun kedepan. Paket yang bersaing untuk menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT adalah,  Esthon Foenay - Paul Tallo, Ibrahim Medah - Melki Laka Lena, Christian Rotok - Abraham Lianto, Frans Lebu Raya - Beny Litelnoni, dan Benny K Harman - Wellem Nope. (zacky wf)

Selasa, 19 Maret 2013

Bajaj di Jakarta Mulai Kurang Diminati


                                                                                                                                                                                               foto: zacky

Nama bajaj (baca: bajai) sudah tak asing lagi bagi warga Jakarta. Salah satu alat transportasi massal unik ini sudah dikenal lintas generasi. Bisa dikatakan bajaj identik dengan Jakarta. Namun sayangnya beberapa tahun terakhir ini keberadaan bajaj mulai kurang diminati.

Atam, salah seorang penarik bajaj asal Brebes Jawa Tengah, mengatakan bahwa sejak lima tahun terakir ini banyak masyarakat kelas menengah ke bawah ibu kota tidak lagi menggunakan bajaj sebagai sarana tranportasi. Ini terjadi karena banyak warga yang sudah memiliki sepeda motor sendiri. “Warga Jakarta sekarang memilih kredit motor ketimbang naik bajaj setiap hari. Dengan kondisi seperti ini berdampak pada pendapatan yang menurun drastis. Tidak seperti dulu,” kata Atam.

Pria yang sudah 12 tahun menjadi pengemudi bajaj ini menambahkan, berkurangnya penumpang sangat meresahkan para pengemudi bajaj. Setiap harinya pengemudi bajaj harus mendapat penghasilan minimal Rp 200 ribu. Selain untuk membayar setoran ke pengusaha bajaj, mereka juga membutuhkan uang operasional. “Setorannya ke bos Rp 120 ribu, sisanya hanya untuk BBM dan makan” ujar bapak satu anak ini.

Sementara itu, Suharja, yang mengaku sudah 25 tahun menjadi pengemudi bajaj, mengatakan meski penghasilannya pas-pasan, pria tamatan SMA itu mengaku tak punya pilihan lain karena sulitnya mencari lapangan kerja di Jakarta. “kalau penghasilan sebenarnya gak cukup tapi mau gimana lagi ya dicukup-cukupi aja”, timpal Suharja.

Menurut Suharja, ada kalanya bajaj menjadi pilihan warga ibu kota, terutama waktu berangkat maupun pulang kerja. “Saat jalan macet itulah banyak warga memilih bajaj karena baja bisa melewati gang-gang atau jalanan sempit. Jadinya ya akan lebih cepat sampai ketujuan. Kalau pas lagi ramai kita bisa dapat Rp 400 ribu,” paparnya. (zacky-zaini-santo-abubakar-fatih)

“Ternyata Oh Ternyata" R2 dari balik panggung



Berawal dari sering ngobrol di balik panggung, baik sebelum show maupun setelah show, dilanjutkan di kedai kopi hotel, dan diskusi secara terus menurus, membuat Roedyanto (bassis Emerald Band) dan Syaharani (vokalis ESQI:EF) memutuskan menggarap lagu Ternyata Oh Ternyata. Sebuah lagu lama karya Roedyanto dengan lirik oleh Ferina Widodo.

R2 (baca: Er Dua), Roedy dan Ra-panggilan Syaharani, saat wawancara melalui telepon pada acara Interview di Radio DMWS 103.5 FM Kupang, mengatakan karena sering bertemu dan ngobrol tentang musik, akhirnya mereka sepakat membentuk R2, tanpa meninggalkan grup masing-masing. “Kami memilih pakai nama R2 agar mudah disebutkan dan menunjukkan gabungan Roedy dan Ra. Dan ini adalah bagian dari proyek musik kami di luar grup kami,” kata Roedy.

Roedy mengungkapkan, R2 sengaja merilis lagu lama Ternyata Oh Ternyata dengan aransemen disko tahun 80-an, agar single ini mudah diterima oleh siapa saja.

Syaharani menambahkan, memilih musik disko karena jenis musik disko itu tidak pernah lekang dimakan zaman. “Kita akan mendengarkan Ternyata Oh Ternyata yang upbeat sambil bergoyang badan kecil,” ujar Ra.

Tentang proses rekaman Ternyata Oh Teryata oleh R2, Roedy mengatakan tidak membutuhkan waktu lama, yaitu hanya sekitar 2 jam prosesnya sudah selesai.

“Proses rekamannya bisa cepat karena saya dan mas Roedy sebelum sering diskusi tentang lagu ini, jadi saat rekaman tidak lama,” tambah Syaharani.

Dikatakan, setelah menyelesaikan pembuatan single Ternyata Oh Ternyata, dan juga video clip-nya, iseng-iseng R2 mengunduh ke YouTube. Ternyata respon lumayan baik. Lumayan karena setelah satu setengah hari setelah penayangan perdana, menembus angka 1.000 viewer. Dan ini terus bertambah.

Menjawab pertanyaan DMWS tentang apakah ada rencana membuat album setelah dirilisnya Ternyata Oh Ternyata, baik Roedy maupun Syaharani mengatakan melihat perkembangan saat ini dan diterimanya single tersebut, maka tidak menutup kemungkinan mereka akan melanjutkannya. Bisa saja mini album dengan 4 atau 5 lagu saja misalnya.

Ternyata Oh Ternyata dari R2 dengan aransemen musik disko ini adalah sebuah upaya kreatif untuk meramaikan blantika musik Indonesia. R2 menampilkan ini agar musik Indonesia saat ini lebih variatif dan lebih bergairah lagi.

Ingin terus menikmati Ternyata Oh Ternyata dari R2, silahkan request di Radio DMWS 103.5 FM Kupang pada acara DMWS Klik setiap hari jam 13.00-16.00 WITA dan DMWS Top Request setiap hari jam 19.00-21.00 WITA. (zaq)